SEKARATNYA BUDAYA MEMBACA PADA GENERASI MUDA
I. Pendahuluan.
Tiap insan manusia di belahan bumi manapun, baik wanita maupun laki – laki, tua ataupun muda pasti sudah tidak asing dengan kalimat “ buku adalah jendela dunia “ sebuah kalimat yang terdiri dari empat kata, sangat simple namun memiliki makna baik tersirat maupun tersurat sangat mendalam. Secara harfiah kalimat tersebut bermakna bahwa dengan kita membaca buku kita seperti membuka jendela rumah dan melihat diluar rumah terhampar daratan yang luas, lautan yang biru, palung laut yang dalam, gunung yang berbaris bak prajurit, puncak gunung yang menjulang tinggi mencakar langit, hijaunya pohon di hutan luas, dan luasnya alam semesta ini. Jika kita bayangkan makna dari kalimat tersebut kita seperti melanglang buana ke setiap sudut dunia dan luasnya alam semesta ini hanya dengan membaca buku.
Dalam tugas paper kali ini saya akan mengangkat sebuah pokok permasalahan yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan kita sehari – hari, sangat klasik dan bahkan tanpa kita sadari kita sendiripun juga ikut terlibat dalam pokok permasalahn ini. Pokok permasalahannya ialah tentang budaya membaca, terutama budaya membaca pada generasi muda di Negara yang tercinta ini, Indonesia. pada kesempatan kali ini saya sangat ingin sekali mengangkat permasalahn budaya membaca pada generasi muda di Indonesia. pasti anda yang membaca tulisan saya ini bertanya Tanya dalam hati kecil kenapa harus budaya membaca pada generasi muda yang harus dipermasalahkan kenapa tidak pada generasi tua saja yana jelas – jelas perlu membutuhkan bacaan agar para generasi tua bisa mempergunakan waktu hidupnya lebih bermanfaat. Alasannya kenapa saya mempersalahkan budaya membaca pada generasi muda ialah karena saya pribadi masi termasuk dalam generasi muda dan alasanya yang terkuat kenapa saya memilih generasi muda karena generasi muda adalah cikal bakal penerus bangsa ini. Nasib bangsa ini esok hari berada di tangan generasi muda saat ini. Jika kita menginginkan nasib bangsa esok hari yang baik maka para generasi muda saat ini harus diperbaiki
II. Isi.
Di tengah carut marutnya bangsa ini, ketika pemerintah tidak bisa menyelesaikan masalah Negara, para wakil rakyat hanya memikirkan nasib dirinya sendiri bukannya memikirkan nasib para rakyat dan pemimpin Negara hanya bisa bilang prihatin melihat Negara dan rakyatnya menderita tanpa melakukan sebuah tindakan yang berarti para generasi muda harus di tempa mentalnya agar mereka kuat menghadapi hari esok yang mungkin saja akan lebih kejam dari pada hari ini. Tiap tahun, tiap hari, tiap jam, tiap menit, tiap detik kehidupan di dunia ini terus berkembang baik perkembangan progresif atau regresif. Jika generasi muda Indonesia tidak memiliki cukup ilmu pengetahuan untuk menghadapi perubahan dunia mereka semua hanya akan menjadi manusia kacangan dan tidak berguna.
Dari kita kecil sampai dengan dewasa dan tua kita selalu ditemani oles salah satu sumber ilmu pengatahuan yaitu buku. Sebelumnya kita baca dulu kutipan yang saya dapatkan dari salah satu blog yang berisi tentang pengertian dari buku
“ Buku dalam arti luas mencakup semua tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukiskan atas segala macam lembaran papyrus, lontar, perkamen dan kertas dengan segala bentuknya: berupa gulungan, di lubangi dan diikat dengan atau dijilid muka belakangnya dengan kulit, kain, karton dan kayu. (Ensiklopedi Indonesia (1980, hlm. 538))
H.G. Andriese dkk menyebutkan buku merupakan “informasi tercetak di atas kertas yang dijilid menjadi satu kesatuan”.
Unesco pada tahun 1964, dalam H.G. Andriese dkk. Memberikan pengertian buku sebagai “Publikasi tercetak, bukan berkala, yang sedikitnya sebanyak 48 halaman”.
Sesuai dengan empat definisi buku di atas, maka buku diartikan sebagai kumpulan kertas tercetak dan terjilid berisi informasi dengan jumlah halaman paling sedikit 48 halaman yang dapat dijadikan salah satu sumber dalam proses belajar dan membelajarkan.
Definisi buku pelajaran atau buku teks pelajaran menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005 :
Buku pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.
Menurut Hartiadi Budi Santoso dari Deloitte Tax Solutions, buku pelajaran umum adalah buku-buku pelajaran pokok dan penunjang yang digunakan oleh TK, SD, SMP, SMU, universitas yang mendukung kurikulum sekolah yang bersangkutan. “
H.G. Andriese dkk menyebutkan buku merupakan “informasi tercetak di atas kertas yang dijilid menjadi satu kesatuan”.
Unesco pada tahun 1964, dalam H.G. Andriese dkk. Memberikan pengertian buku sebagai “Publikasi tercetak, bukan berkala, yang sedikitnya sebanyak 48 halaman”.
Sesuai dengan empat definisi buku di atas, maka buku diartikan sebagai kumpulan kertas tercetak dan terjilid berisi informasi dengan jumlah halaman paling sedikit 48 halaman yang dapat dijadikan salah satu sumber dalam proses belajar dan membelajarkan.
Definisi buku pelajaran atau buku teks pelajaran menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005 :
Buku pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.
Menurut Hartiadi Budi Santoso dari Deloitte Tax Solutions, buku pelajaran umum adalah buku-buku pelajaran pokok dan penunjang yang digunakan oleh TK, SD, SMP, SMU, universitas yang mendukung kurikulum sekolah yang bersangkutan. “
Waktu kita masi TK kita belajar membaca dan menghitung dari buku, ketika kita bersekolah dari SD sampai dengan SMA dan berlanjut ke kuliah kita selalu ditemani oleh buku pelajaran bahkan ketika kita hidup dewasa dan berumah tangga kita tetap ditemani oleh buku, kehidupan manusia memang tidak bisa dipisahkan oleh buku entah itu buku pelajaran, biku novel, buku komik dan buku apapun tetapi tetap buku adalah jendela dunia bagi manusia. Kasar kata tanpa perlu kita pergi langsung ke roma dan cukup membaca buku tentang roma kita bisa mengetahui seluk beluk roma dan bahkan kita bisa mebayangkan kota roma. Namun yang patut diperhatikan ialah budaya membaca pada generasi muda yang mulai sekarat. Tapi memang sebuah realita kehidupan jika generasi muda sekarang lebih suka menghabiskan waktu luangnya hanya untuk sekedar bermain dan nongkrong daripada mengisi waktu luangnya dengan membaca buku, saya pribadi pun juga mengakui bahwa saya lebih suka menghabiskan waktu luang saya dengan jalan – jalan hang out dibandingkan dengan membaca buku
Apa yang terjadi pada generasi muda dan pada diri saya lebih memilih bermain daripada mebaca untuk mengisi waktu luang bukannya tanpa alasan. Pertama, di sekolah dan di kampus mereka sudah merasa kenyang dengan dengan membaca buku pelajaran yang membuat otak kiri ini bekerja keras untuk mencerna pelajaran dan bacaan dari buku pelajaran. Akibatnya timbul kejenuhan dan akhirnya lebih memilih untuk hang out dibandingkan mebaca buku
Kedua, mayoritas buku bacaan itu hanya berisi tulisan yang berparagraf paragraph banyak dengan sedikit gambar, hal ini dapat menyebabkan kebosan bagi pembaca karena hanya disuguhi oleh tulisan tulisan yang banyak sehingga ketika pemaca membaca buku baru sebentar langsung timbul kebosanan. Generasi muda saat ini haus akan visual karena generasi muda saat ini sudah bosan dengan buku pelajaran yang berisi tulisan yang membosankan dan menguras otak kiri untuk mencerna bacaan tersebut. Tanpa disadari hausnya generasi muda akan visualisasi itu semua diakibatkan oleh kerja otak manusia itu sendiri.
Di sekolah dan di kampus kita belajar dari pagi sampai dasar kita menggas poll otak kiri untuk mencerna pelajaran yang memang fungsi utama otak kiri itu ialah untuk berpikir, oleh sebab itu para generasi muda angat bosan dengan bacaan tanpa visual. Disinalh otak kanan kita bekerja ketika kita merasa bosan yang diakibatkan otak kiri bekerja keras. Otak kanan menstimulisasikan diri kita untuk mencerna visualisasi lebih banyak, pada dasarnya otak kanan itu memiliki dominasi yang besar dalam kerjanya otak namun dalm kegiatan sehari – hari para generasi muda lebih banyak emnggunakan otak kiri. Mungkin pernah kita lakukan ketika sedang belajar tiba – tba bosan pasti yang kita lakukan adalah menggambar atau menyanyi. Kegitatan tersebut membeuktikan bahwa otak kanan kita benar – benar membutuhkan asupan visual yang banyak.
Agar lebih memahami betul bagaimana kerja otak manusia dan bagaimana bisa otak membuat manusia merasa malas untuk mebaca buku saya mendapatkan kutipan dari blog yang berisi tentang kerja otak, berikut kutipannya ,
“ Otak adalah organ tubuh yang paling vital dan penting bagi kelangsungan hidup manusia. Jika manusia diibaratkan sebuah komputer, otak adalah prosesornya. Tapi tanpa disadari, setiap harinya otak bisa mengalami kerusakan dari kebiasaan hidup sehari-hari.
Otak manusia memiliki sedikitnya 1.000.000.000.000 buah sel syarat neuron individual. Tiap neuron itu bisa berinteraksi dengan satu sampai 100.000 neuron lainnya. Berarti sedikitnya dapat terjadi permutasi (membentuk pola-pola berbeda) sebanyak 1.... diikuti 800 angka nol di belakangnya. Dr. Pyotr Anotkhin dari Universitas Moscow bahkan mengklaim 1 dengan 800 nol itu adalah taksiran kasar yang masih terlalu rendah (Tony Buzan, 1974).
Otak dibedakan menjadi:
- Belahan otak kiri
- Belahan otak kanan
Kedua belahan otak yang dimiliki manusia merupakan dua bagian yang tidak terpisah tanpa ada hubungan. Kedua belahan otak tersebut tetap saja memiliki hubungan (koneksi), walaupun setiap belahan otak bentuknya memiliki fungsi yang berbeda satu dengan yang lain. Proses berpikir otak kiri bersifat: logis, linier (searah), rasional, sistematis, dan detail.
Belahan otak kanan memiliki fungsi yang khusus yang berlainan dengan belahan otak kiri. Belahan otak kanan memiliki fungsi: acak, tidak teratur, intuitif, dan menyeluruh.
Apabila otak dibedakan secara horisontal, maka terdapat empat kuadran otak, yaitu A, B, C, dan D. Bagian otak di bagian depan wajah manusia adalah otak cerebral, sementara bagian belakang adalah otak limbic.
Kuadran A; Logis, Analitis, Faktual, Kuantitatif
Kuadran B; Terencana, Terorganisasi, Rincian, Urutan
Kuadran C; Emosi, Interpersonal, Kinestetika, Perasaan
Kuadran D; Holistik, Intuitif, Sintesis, Integratif
Adanya banyak pembagian dalam otak manusia, beberapa kebiaasan dari manusia yang dilakukannya secara tidak disadari selain dapat merusak otak juga dapat menghambat proses komunikasi, yaitu:
1. Tidak sarapan
2. Makan berlebihan
3. Merokok
4. Konsumsi gula berlebih
5. Polusi udara
6. Kurang tidur
7. Menutup kepala saat tidur
8. Tetap bekerja saat sakit
9. Jarang berbicara
10. Jarang menstimulasi pikiran
Dengan adanya kebiasaan yang dilakukan secara rutin tersebut dapat mengakibatkan otak mengalami kerusakan dan mengganggu dalam proses komunikasi antar manusia karena segala pikiran dan kehendak yang akan kita lakukan didasari melalui otak. Jadi, optimalkan lah cara kerja otak kiri dan otak kanan juga jagalah agar kebiasaan buruk bagi otak tidak dilakukan secara terus menerus. Jagalah otak kita bagaimana selayaknya kita menjaga diri kita sendiri. “
Pengalaman saya pribadi mengenai kegiatan membaca buku awalnya saya sangat tidak suka dengan bacaan buku terutama buku novel. Yang menyebabkan saya tidak suka membaca novel ialah pertama, bukunya tebal, terdiri dari ratusan bahkan ribuan halaman yang berisi hanya kata kata dan tanpa gambar. Namun pandangan saya tentang membaca novel itu mebosannkan berubah 180 derajat ketika saya mebaca novel ayat – ayat cinta karangan Habiburrahman El Shirazy . setelah saya membaca novel ayat – ayat cinta saya baru menyadari dan mengetahui betapa mengasyikannya membaca buku novel. Ketika otak kiri saya bekerja mencerna bacaan, otak kanan saya juga ikut mencerna bacaan tersebut dengan membangkitkan daya imajinasi dari bacaan yang saya baca. Akhirnya saya suka membaca buku novel semnjak saya membaca buku novel ayat – ayat cinta kemudian saya berlanjut membaca buku novel karangan dan brown.
Mungkin pemikiran saya hampir sama dengan pemikiran para generasi muda lainnya yaitu mengenai kualitas dari bacaan itu sendiri. Jika bacaan tersebut memiliki kualitas yang jauh untuk dikatakan baik dan tidak dapat mebangkitkan minat membaca maka yang akan timbul dalam diri generasi muda ialah malas untuk mebaca buku tersebut. Hal ini perlu diperhatikan oleh penulis, penerbit dan khayalak luas mengenai kualitas bacaan karena para generasi muda saat ini sangat membutuhkan bacaaan yang berkualitas agar mereka dapat mersa terhibur, senang dan juga dapat melepaskan dhaganya akan haus ilmu yang didapatkan dari membaca buku. Sama seperti makanan, jika tampilannya menarik namun rasnya tidak enak maka orang tidak mau memakannya, sama seperti buku jika hanya memiliki kualitas baik dari tampilannya saja namun kualitas dari isnya buruk maka pembaca juga akan malas untuk mebacanya.
Di era globalisasi saat ini pemikiran para generasi muda sangat mudah untuk meng-underestimate suatu hal, dan dalam hal ini adalah buku. Berawal dari membacaa buku yang memiliki kualitas bacaan yang jauh dari kata baik akhirnya para generasi muda kita ini menilai bahwa seluruh buku bacaan yang ada semuanya berkualitas sama dengan buku yang pertama kali mereka baca, akhirnya para generasi muda kita tidak mau mebaca buku. Biasanya para generasi muda kita pada era globalisasi saat ini akan baru mau membaca buku jika mereka mendapatkan rekomendasi dari pihak luar mengenai kualitas buku yang baik. Oleh karena itu dalam hal ini perlunya perhatian lebih dari penerbit, media massa maupun media elektronik harus berperan aktif dalam memberikan rekomendasi buku yang berkualitas agar para generasi muda kita ini mau membaca buku dan memiliki hasrat yang besar untuk menambah ilmu pengaetahuan dengan membaca buku
Dari kta SD lanjut ke SMA kemudian kuliah bahakan sampai dengan hidup berumah tangga pasti sudah tidak asing dengan tempat mebaca buku yaitu perpustakaan. Dari kita bersekolah lanjut kuliah pasti selalu ada perpustakaan, sebelumnaya kit abaca dulu kutipan yang berisikan tentang pengetian dari perpustakaan, fungsi perpustakaan, dan macam – macam jenis perpustakaan
Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual ( Sulistyo, Basuki ; 1991 ).
Ada dua unsur utama dalam perpustakaan, yaitu buku dan ruangan. Namun, di zaman sekarang, koleksi sebuah perpustakaan tidak hanya terbatas berupa buku-buku, tetapi bisa berupa film, slide, atau lainnya, yang dapat diterima di perpustakaan sebagai sumber informasi. Kemudian semua sumber informasi itu diorganisir, disusun teratur, sehingga ketika kita membutuhkan suatu informasi, kita dengan mudah dapat menemukannya.
Dengan memperhatikan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dan dapat digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi. ( Sugiyanto )
Menurut RUU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan.
Perpustakaan adalah fasilitas atau tempat menyediakan sarana bahan bacaan. Tujuan dari perpustakaan sendiri, khususnya perpustakaan perguruan tinggi adalah memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Wiranto dkk,1997).
Secara umum dapat kami simpulkan bahwa pengertian perustakaan adalah suatu institusi unit kerja yang menyimpan koleksi bahan pustaka secara sistematis dan mengelolanya dengan cara khusus sebagai sumber informasi dan dapat digunakan oleh pemakainya.
Namun, saat ini pengertian tradisional dan paradigma lama mulai tergeser seiring perkembangan berbagai jenis perpustakaan, variasi koleksi dalam berbagai format memungkinkan perpustakaan secara fisik tidak lagi berupa gedung penyimpanan koleksi buku.
Banyak kalangan terfokus untuk memandang perpustakaan sebagai sistem, tidak lagi menggunakan pendekatan fisik. Sebagai sebuah sistem perpustakaan terdiri dari beberapa unit kerja atau bagian yang terintergrasikan melalui sistem yang dipakai untuk pengolahan, penyusunan dan pelayanan koleksi yang mendukung berjalannya fungsi – fungsi perpustakaan.
Perkembangannya menempatkan perpustakaan menjadi sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Dari istilah pustaka, berkembang istilah pustakawan, kepustakaan, ilmu perpustakaan, dan kepustakawanan yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Pustakawan : Orang yang bekerja pada lembaga – lembaga perpustakaan atau yang sejenis dan memiliki pendidikan perpustakaan secara formal.
2. Kepustakaan : Bahan – bahan yang menjadi acuan atau bacaaan dalam menghasilkan atau menyusun tulisan baik berupa artikel, karangan, buku, laporan, dan sejenisnya.
3. Ilmu Perpustakaan : Bidang ilmu yang mempelajari dan mengkaji hal – hal yang berkaitan dengan perpustakaan baik dari segi organisasi koleksi, penyebaran dan pelestarian ilmu pengetahuan teknologi dan budaya serta jasa- jasa lainnya kepada masyarakat, hal lain yang berkenaan dengan jasa perpustakaan dan peranan secara lebih luas.
4. Kepustakawanan : Hal – hal yang berkaitan dengan upaya penerapan ilmu perpustakaan dan profesi kepustakawanan.
B. Maksud dan Tujuan Pendirian Perpustakaan
Aktifitas utama dari perpustakaan adalah menghimpun informasi dalam berbagai bentuk atau format untuk pelestarian bahan pustaka dan sumber informasi sumber ilmu pengetahuan lainnya. Maksud pendirian perpustakaan adalah :
Menyediakan sarana atau tempat untuk menghimpun berbagai sumber informasi untuk dikoleksi secara terus menerus, diolah dan diproses.
Sebagai sarana atau wahana untuk melestarikan hasil budaya manusia ( ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya ) melalui aktifitas pemeliharaan dan pengawetan koleksi.
Sebagai agen perubahan ( Agent of changes ) dan agen kebudayaan serta pusat informasi dan sumber belajar mengenai masa lalu, sekarang, dan masa akan datang. Selain itu, juga dapat menjadi pusat penelitian, rekreasi dan aktifitas ilmiah lainnya.
Tujuan pendirian perpustakaan untuk menciptakan masyarakat terpelajar dan terdidik, terbiasa membaca, berbudaya tinggi serta mendorong terciptanya pendidikan sepanjang hayat ( Long life education ).
C. Jenis – Jenis Perpustakaan
Jenis – jenis perpustakaan yang ada dan berkembang di Indonesia menurut penyelenggaraan dan tujuannya dibedakan menjadi :
Perpustakaan Digital adalah Perpustakaan yang berbasis teknologi digital atau mendapat bantuan komputer dalam seluruh aktifitas di perpustakaannya secara menyeluruh. Contohnya : Buku atau informasi dalam format electiric book, piringan, pita magnetik, CD atau DVD rom.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, selanjutnya disebut Perpustakaan Nasional, adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang berkedudukan di Ibukota Negara.
Perpustakaan Provinsi adalah Lembaga Teknis Daerah Bidang Perpustakaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah provinsi serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat.
Perpustakaan Kabupaten/Kota adalah Lembaga Teknis Daerah Bidang Perpustakaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah Kabupaten/Kota serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum.
Perpustakaan Umum : Perpustakaan yang ada di bawah lembaga yang mengawasinya. Perpustakaan umum terbagi atas :
Perpustakaan Umum Kecamatan, adalah Perpustakaan yang berada di Kecamatan sebagai cabang layanan Perpustakaan Kabupaten/Kota yang layanannya diperuntukkan bagi masyarakat di wilayah masing-masing.
Perpustakaan Umum Desa/Kelurahan adalah perpustakaan yang berada di Desa/Kelurahan sebagai cabang layanan Perpustakaan Kabupaten/Kota yang layanannya diperuntukkan bagi masyarakat di desa/kelurahan masing-masing.
Perpustakaan Khusus : Perpustakaan yang diperuntukkan untuk koleksi- koleksi tokoh terkenal. Contohnya : Perpustakaan Bung Hatta.
Perpustakaan lembaga Pendidikan : Perpustakaan yang berada di lingkungan lembaga pendidikan (SD, SMP, SMA, PT, dan LSM). Contohnya : perpustakaan Universitas. Pada perpustakaan tingkat PT, perpustakaan dapat dibagi kembali menjadi dua, yaitu : perpustakaan pusat dan perpustakaan tingkat fakultas.
Perpustakaan Lembaga Keagamaan : Perpustakaan yang berada di lingkungan lembaga keagamaan. Contohnya : Perpustakaan Masjid, perpustakaan Gereja, dll
Perpustakaan Pribadi : Perpustakaan yang diperuntukkan untuk koleksi sendiri dan dipergunakan dalam ruang lingkup yang kecil. Contohnya : Perpustakaan keluarga.
D. Peranan, Tugas, dan Fungsi Perpustakaan
Peranan Perpustakaan
Setiap perpustakaan dapat mempertahankan eksistensinya apabila dapat menjalankan peranannya. Secara umum peran – peran yang dapat dilakukan adalah :
Ø Menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan.
Ø Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat.
Ø Mengembangkan komunikasi antara pemakai dan atau dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun komunikasi ilmiah lainnya.
Ø Motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari,
Ø memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Ø Berperan sebagai agen perubah, pembangunan dan kebudayaan manusia.
Tugas Perpustakaan
Setiap perpustakaan memiliki kewajiban yang sudah ditentukan dan direncanakan untuk dilaksanakan. Tugas setiap jenis perpustakaan berbeda – beda sesuai dengan kewajiban yang ditetapkan.Tugas Perpustakaan
Fungsi Perpustakaan
Pada umumnya perpustakaan memiliki fungsi yaitu :
Fungsi penyimpanan, bertugas menyimpan koleksi (informasi) karena tidak mungkin semua koleksi dapat dijangkau oleh perpustakaan.
Fungsi informasi, perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai informasi untuk masyarakat.
Fungsi pendidikan, perpustakaan menjadi tempat dan menyediakan sarana untuk belajar baik dilingkungan formal maupun non formal.
Fungsi rekreasi, masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti : Novel, cerita rakyat, puisi, dan sebagainya.
Fungsi kultural, Perpustakaan berfungsi untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat melalui berbagai aktifitas, seperti : pameran, pertunjukkan, bedah buku, mendongeng, seminar, dan sebagainya.
Hal-hal yang Menghambat Fungsi Perpustakaan Sekolah
Perjalanan perpustakaan sekolah tidaklah semulus yang diharapkan. Ada beberapa hal yang sering menghambat fungsi perpustakaan sekolah. Pertama, terbatasnya ruang perpustakaan di samping letaknya yang kurang strategis. Banyak perpustakaan yang hanya menempati ruang sempit, dengan tanpa memperhatikan kesehatan dan kenyamanan. Kesadaran dari pihak sekolah sebagai penyelenggara sangatlah kurang. Perpustakaan hanyalah untuk menyimpan koleksi bahan pustaka saja. Pengunjung tidak merasa nyaman membaca buku di perpustakaan, sehingga perpustakaan dipandang sebagai tempat yang kurang bermanfaat. Dengan melihat keadaan di atas sepertinya pihak sekolah kurang menyadari tentang pentingnya perpustakaan. Keberadaan perpustakaan hanyalah untuk pelengkap saja.
Kedua, keterbatasan bahan pustaka, baik dalam hal jumlah, variasi maupun kualitasnya. Keberadaan bahan-bahan pustaka yang bermutu dan bervariasi sangatlah penting. Dengan banyaknya variasi bahan pustaka, anak akan semakin senang berada di perpustakaan, kegemaran membaca dapat tumbuh dengan subur sehingga kemampuan bahasa siswa dapat berkembang baik dan dapat membantu anak dalam memahami pelajaran-pelajaran lainnya. Mengingat kemampuan bahasa merupakan kemampuan dasar yang sangat berpengaruh dalam belajar. Begitu juga jika bahan pustakanya bermutu, maka anak akan banyak memperoleh pengetahuan yang berguna dalam hidupnya. Namun, untuk mengadakan bahan pustaka yang banyak dan bervariasi dibutuhkan dana yang sangat besar, mengingat harga bahan pustaka biasanya mahal, lebih-lebih jika bahan pustaka tersebut bermutu. Namun, dari pihak sekolah sendiri sering kurang berusaha untuk menambah koleksi bahan pustaka, dengan alasan utama adalah mahalnya harga bahan pustaka. Padahal, anggaran untuk belanja bahan pustaka setiap tahunnya selalu ada, namun jumlah bahan pustaka tidak pernah bertambah.
Ketiga, terbatasnya jumlah petugas perpustakaan (pustakawan). Banyak perpustakaan sekolah yang tidak ada petugasnya, atau hanya tugas sambilan. Maksudnya, mereka bukan petugas yang hanya mengurus perpustakaan saja, sehingga sering tugas di perpustakaan jadi dikesampingkan dan perpustakaan dianggap kurang bermanfaat. Lebih-lebih bertugas di perpustakaan adalah pekerjaan yang sangat menjenuhkan, baik dalam hal pelayanan pengunjung maupun perawatan bahan pustaka yang ada, sehingga dibutuhkan suatu kesabaran yang tinggi.
Keempat, kurangnya promosi penggunaan perpustakaan menyebabkan tidak banyak siswa yang mau memanfaatkan jasa layanan perpustakaan. Anak kurang tahu tentang kegunaan perpustakaan, begitu juga dengan bahan pustakanya. Dia membutuhkan dorongan dan ajakan untuk berkunjung ke perpustakaan.
Aktivitas Pokok Perpustakaan
Untuk mencapai visi, misi, dan tujuannya perpustakaan menjalankan aktifitas – aktifitas pokok meliputi : pengembangan, pengolahan, dan pelayanan koleksi.
Perkembangan Disiplin Ilmu Perpustakaan
Cara melihat sesuatu sebagai disiplin ilmu (Scwab,. 1990;7)
Subyek kajian
aplikasi dan kapasitas
metode
hasil akhir
Ilmu perpustakaan dan informasi menurut Syhabuddin Qolyabu (2003; 63) diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dan mengkaji rekaman informasi, struktur, dinamika dan transferan informasi, cara memperoleh, mencatat, menyimpan dan menemukankembali untuk didayagunakan dan didistribusikan.
Ilmu perpustakaan dapat dikatakan sebagai disiplin dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu produk, proses dan masyarakat (Daoed Joesoef 1987). Disiplin ilmu menurut Thomson sebagai body of knowledge, sekelompok konsep yang diajarkan bersama.
Perpustakaan dipandang sebagai ilmu dari tiga aspek yaitu :
1. Ontologis, ilmu perpustakaan dapat dikaji dari definisi dan obyek yang menjadi kajiannya.
2. Epistemologis, bahwa ilmu perpustakaan memiliki kerangka pemikiran logis dan konsisten dengan argumen yang tersusun sebelumnya, menjabarkan hipotesisi sebagai deduksi kerangka pemikirannya, dan melakukan falsifikasi dan verifikasi atas hipotesisi dan mengujinya secara faktual.
3. Aksiologis, bahwa terbukti ilmu perpustakaan telah membawa kemaslahatan bagi umat manusia.
Dengan demikian ilmu perpustakaan dapat berdiri sebagai disiplin ilmu tersendiri. Saat ini perkembangannya terpengaruhi oleh banyak bidang ilmu namun syarat-syarat diatas bisa terpenuhi. “
Dari kutipan diatas kita sama – sama mebaca fungsi dari perpustakaan, namun dalam kehidupan realita saat ini fungsi tesebut hanya sebuah kacangan. Meskipun perpustakaan tidak terpisahkan dari kehidupan kita namun perpustakaan hanya menjadi tempat yang berisi tumpukan buku dan tanpa pembaca disana.
Pengalamn saya dari SD, SMP dan SMA perpustakaan hanya seperti formalitas dan pelengkap dari sekolahnn. Ketika sya SD perpustakaan di SD saya beruangan relative kecil dengan koleksi buku yang sudah ketinggalan zaman, maklum SD saya terletak di daerah jauhb dari pembangunan pendidikan yang pesat. Ketika saya kelas 3 SD, perpustakaan saya diperbaiki, koleksi bukunya diperbaharui yang say tau waktu itu SD sya mendapatkan bantuan dari bupati tangerang untuk merenovasi gedugn sekolahan termasuk ruang perpustakaan. Setelah perpustakaan SD saya baru mulai dari murid kelas 1 sampai dengan kelas 6 mondar - mandir ke perpustakaan untuk eminjam buku atau sekedar membaca buku diperpustakaan namun itu semua seperti buah yang musiman, ketika musimnya habis maka habis buah tersebut. Seiring jalannnya waktu perpustakaan SD saya mulai sepi dari murid – murid. Hingga saya lulus dari SD yang say ketahui perpustakaannya menjadi terbengkalai
Lanjut ketika saya SMP. Ketika saya SMP perpustakaannya lumayan luas dn lapang. Koleksi bukunya banyak, dari zaman – ke zaman ada. Ingin mencari novel siti nurbaya ada, mau cari novel ada apa dengan cinta juga ada. Mau cari peta Negara Indonesia yang masi memiliki provinsi 27 juga ada. Bia dikatakan pepustakaan SMP saya sangat lengkap. Namun sayanganya fungsi utama dari peprpustakaan sangat tidak ada yang ada fungsi perpustakaan di SMP saya hanya menjadi tempat tiduran ketika jam isitirahat. Saya sendiri pun juga jarang ke perpustakaan palingan baru keperpustakaan jka mencari tugas. Namun perpustakaan di SMP saya masi bernasib baik karena masi tetap terawat meskipun jarang murid yang berkunjung karena perpustakaan di SMP saya memiliki petugas penjaga yang tiap harinya membersihkan dan merapikan koleksi buku.
Ketika saya SMA perpustakaannya berfungsi hampir sama seperti dengan perpustakaan saya waktu SMP. Selain sebagai tempat murid – murid tiduran ketika jam istirahat, perpustkaan di SMA say juga berfungsi sebagai tempat pacaran, ngegosip, cabut pelajaran dan tempat bersembunyi bbagi anak - anak yang menghindar dari razia para guru. Dan sekrang sya brkuliah, dikampus saya juga terdapat perpustakaan namun hingga detik ini saya belum nmenapakan kaki saya ke perpustakaan. Entah kenapa peprpustakaan itu hanya dianggap seperti tempay yang tidak jauh berbeda dngen tempat biasa bahkan pengalam saya ketika berkunjung ke ke perpustakaan nasional yang terletak di jalan medan merdeka. Sungguh ironi sekali ketika saya berkunjung ke peprpustakaan nasional, dengan gedung yang luas, koleksi buku yang lengkap namun pengunjungnya sedikit bahkan jumlah pegawai yang bekerja di perpustkaan nasional lebih banyak dibandignkan orang yang berkunjung.
Para generasi muda saat ini benar – benar terbuai dalm kemajuan di segala bidang mulai dari bidang teknologi, kendaraan dan alat komunikasi. Buku sebagi salah satu sumber ilmu pengetahuan harus tetap menjaga eksistensinya sebagi sumber pengetahuan bagi para generasi muda, mulai dari peningkatan kulaitas bacaan. Dan salah satu upaya untuk menyeimbangi majunya teknolgi maka perlu ada perkembangan dalam buku yaitu yang sudah tidak asing lagi di telinga kita dalah e – book berikut adalah kutipa tentang ebook yang saya dapatkan dari blog
“ Menurut wikipedia : e-book (singkatan dari electronic book, atau EBook) dikenal sebagai buku digital, merupakan e- teks yang berbentuk media digital dan kadang-kadang dilindungi dengan hak cipta digital. Adapun bentuknya bisa berbentuk file pdf, word, html, txt dll. Tetapi yang terkenal biasanya e-book berbentuk file pdf yang dapat dibaca dengan program sepertiacrobat reader yang dapat di download sebelumnya secara gratis.
Sebuah E-book, sebagaimana didefinisikan oleh Oxford Kamus bahasa Inggris, adalah “versi elektronik dari buku cetak yang dapat dibaca pada komputer pribadi atau perangkat genggam yang dirancang khusus untuk tujuan ini”. E-book didedikasikan bagi mereka para pembaca media elektronik atau perangkat e-book baik melalui komputer atau bisa juga melalui ponsel yang dapat digunakan untuk membaca buku elekronik ini.
Dengan hadirnya ebook ini para pembaca dimudahkan untuk tidak menyimpan buku-buku favoritnya dalam bentuk fisik (buku konvensional) dan juga memudahkan bagi para penulis dalam menyebarkan tulisan-tulisannya, karena melalui ebook ini seseorang tidak perlu datang ke penerbit hanya sekedar menginginkan tulisannya dapat diterbitkan. Apabila seorang penulis ingin menjual atau mempublikasikan tulisan-nya dengan adanya e-book ini merupakan salah satu jalan pintasnya dan ini berlaku juga bagi para pembaca atau pencari ilmu di internet.
Bentuk file e-book yang paling popular biasanya dibuat dalam bentuk .pdf dimana pembuatannya menggunakan program seperti Pdf955 , PrimoPDF, PDFCreator ,CutePDF Writer, OpenOffice dll, yang mana yang lebih user friendly?! itu tergantung pada Anda sendiri tentunya dengan memperhitungkan kebutuhan fitur-fitur yang akan digunakan. Kelebihan file .pdf ini menurut saya pribadi ukurannya filenya kecil bahkan dapat dioptimasikan untuk image-image yang di-embed di dalamnya, nyaman dibaca/diprint, dan yang paling penting ada fasilitas setting menggunakan kode sandi baik dalam pembacaan, editing, ataupun untuk dicetak. “
Zaman boleh terus maju, segala sesuatunya boleh berkembang namun buku harus tetap harus menjadi sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan krena dari bukulah budaya membaca itu berkembang.
III. Kesimpulan
Seiring jalannya waktu segala sesuatunya terus mengalami perkembangan namun budaya membaca pada generasi muda kita harus tetap bertahan dan juga terus berkembang dari generasi ke generasi bukan tanpa alasan di era globalisasi ini para generasi muda kita dituntut memilik ilmu pengetahuan yang luas dan untuk mendaptkan ilmu tersebut bisa dengan cara membaca buku. Agar para generasi muda kita tetap mau membaca buku perlu ditingkatkannya kualitas dari bacaan tersebut dan juag perlunya peran aktif seluruh lapisan masyarakat, pemerintah, media massa untuk menggalangkan budaya membaca adalah budaya luhur bangsa Indonesia. nasib bangsa kita esok hari berada di tangan generasi muda kita saat ini. Jika kita ingin nasib bangsa kita esok hari baik maka perbaikilah para generasi muda saat ini.
Sumber :