Jumat, 09 Desember 2011

mengelola konflik organisasi

Mengelola Konflik Organisasi

konflik adalah suatu hal yang wajar yang terjadi di kehidupan bermasyarakat. Bahkan pada saat ini sudah menjadi suatu hal yang lumrah terjadinya suatu konflik karena sudah menjadi sebuah dinamika kehidupan social bermasyarakat. Dari konflik tidak selalu berdampak negative adapun konflik berdampak positif.
Sebelum berbicara jauh tentang apa itu konflik, apa penyebabnya dan apa dampaknya di kehidupan bermasyarakat dan beroganisasi ada baiknya kita cari tau definisi dari kata konflik itu sendiri
A . Pengertian Konfik
Menurut bahasa, konflik itu sendiri berasal dari bahasa latin yaitu configure yang berarti saling memukul. Secara sosiologis konflik itu sendiri diartikan sebagai suatu proses social antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dangan menghancurkannya atau membuat tidak berdaya.
B . Pengertian Konflik Menurut beberapa tokoh
1.      Menurut Taquiri, konflik merupakan warisan kehidupan social yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
2.      Menurut Robbin, keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
3.      Menurut Muchlas,  konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi
4.      Menurut Minnery, Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
Dari beberapa pengertian konflik di atas kita dapat menarik kesimpulan sendiri bahwa konflik itu sendiri merupakan sebuah proses social yang terjadi akibat perbedaan persepsi dua pihak atau lebih dalam menilai suatu hal.
C . Perbedaan Pandangan Tradisional dan Interaksionis Mengenai Konflik
Pada dasarnya konflik itu sendiri memiliki perbedaan pandangan peran konflik itu sendiri, baik dalam sebuah kelompok maupun organisasi. Perbedaan pandangan ini muncul karena tiap individu atau kelompok memilik pandangan yang berbeda mengenai konflik itu sendiri, ada yang menganggap konflik itu harus segera diminimalisir dan segera terselesaikan, ada juga konflik itu dianggap sebagai peningkat kerja dalam sebuah kelompok.
Perbedaan pandangan tentang konflik ini kemudian dibedakan satu dengan lainnya oleh Robbins (1996:431) disebut sebagai the Conflict Paradox.  Ada 3 pandangan konflik yang dibuat oleh Robbin yaitu pandangan tradisional, pandangan hubungan manusia dan yang terakhir pandangan interaksionis. Pada kali ini saya hanya akan mebahas 2 pandangan konflik yaitu pandangan tradisional dan interaksionis
1 . Pandangan Tradisional ( The Traditional View )
Pandangan ini menyatakan bahwa semua konflik itu buruk. Konflik dilihat sebagai sesuatu yang negatif, merugikan dan harus dihindari. Untuk memperkuat konotasi negatif ini, konflik disinonimkan dengan istilah violence, destruction, danirrationality. Pandangan ini konsisten dengan sikap-sikap yang dominan mengenai perilaku kelompok dalam dasawarsa 1930-an dan 1940-an. Konflik dilihat sebagai suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurangnya kepercayaan dan keterbukaan di antara orang-orang, dan kegagalan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan.
2 . Pandangan Interaksionis ( The Interactionist View )
Pandangan ini cenderung mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut pandangan ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat, kritis – diri, dan kreatif.
D . Faktor – Faktor Penyebab Konflik
1.      Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
2.      Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
  1.   Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
4.      Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada. 
Adapun juga factor – factor terjadinya konflik menurut beberapa tokoh.
1.      Menurut Agus M. Hardjana ada 10 penyebab munculnya konflik, yaitu:
a.       Salah pengertian atau salah paham karena kegagalan komunikasi
b.      Perbedann tujuan kerja karena perbedaan nilai hidup yang dipegang
c.       Persaingan dalam hal yang terbatas seperti fasilitas kerja dan jabatan
d.      Masalah wewenang dan tanggung jawab
e.       Penafsiran yang berbeda atas suatu hal, perkara dan peristiwa yang sama
f.       Kurangnya kerjasama
g.      Tidak menaati tata tertib dan peraturan kerja yang ada
h.      Ada usaha untuk menguasai dan merugikan
i.        Pelecehan pribadi dan kedudukan
j.        Perubahan dalam sasaran dan prosedur kerja sehingga orang menjadi merasa tidak jelas tentang apa yang diharapkan darinya

2.      Menurut Stonner penyebab munculnya konflik adalah :
a.       Pembagian sumber daya
b.      Perbedaan dalam tujuan
c.       Ketergantungan aktivitas kerja
d.      Perbedaan dalam pandangan
e.       Gaya individu dan ambiguitas organisasi

3.      Menurut Robbin sumber – sumber utama terjadinya sebuag konflik adalah :
a.       Saling ketergantungan pekerjaan
b.      Ketergantungan pekerjaan satu arah
c.       Diferensiasi horizontal yang tinggi
d.      Formalisasi yang rendah
e.       Ketergantungan pada sumber bersama yag langka
f.       Perbedaan dalam criteria evaluasi dan system imbalan
g.      Pengambilan keputusan partisipasif
h.      Keanekaragaman anggota
i.        Ketidaksesuaian status
j.        Ketidakpuasaan peran
k.      Distorsi komunikasi
E . Tekhnik – Tekhnik Utama Memecahkan konflik
Upaya penangan konflik sangat penting dilakukan hal ini disebabkan karena setiap jenis perubahan dalam suatu organisasi cenderung mendatangkan konflik. Perubahan yang terjadi, baik itu direncanakan atau tidak, tidak hanya berdampak pada perubahan struktur dan personal tetapi juga berdampak pada terciptanya hubungan pribadi dan organisasional yang berpotensi menimbulkan konflik.Untuk itulah diperlukannya upaya untuk menangani konflik secara serius agar keberlangsungan suatu organisasi tidak terganggu
Menurut Stonner ada 3 metode yang dapt digunakan untuk menyelesaikan konflik :
1.      Dominasi dan penguasaan, hal ini dilakukan dengan cara paksaan, perlunakan, penghindaran dan penentuan suara terbanyak.
2.      Kompromi
3.      Pemecahan masalah secara menyeluruh
Konflik yang sudah terjadi juga bisa diselesaikan dengan cara perundingan kedua belah pihak atau pihak yang bersangkutan secara baik dan bijak guna mencari jalan keluar yang dapat menguntungkan kedua belah pihak atau pihak yang bersangkutan. Gaya perundingan untuk mengelola konflik dapat dilakukan dengan cara :
a.       Pencairan, yaitu dengan melakukan dialog untuk mndaptkan pengertian
b.      Keterbukaan antar pihak pihak yang bersangkutan
c.       Belajar empati, yaitu saling mengerti satu sama lain
d.      Mencari alternative
e.       Menghasilkan alternative
f.       Managgapi berbagai alternative
g.      Mencari penyelesaian
h.      Dan mengikat seluruh kelompok

Cara lain juga dikemukakan oleh Theo Riyanto, yaitu dengan melakukan tindakan yang reprentif, yaitu dengan cara :
a.       Menghindari konflik
b.      Mengaburkan konflik
c.       Mengatasi konflik dengan cara :
1.      Dengan kekuatan
2.      Dengan perundingan

Daftar Pustaka
Blanchard, ken, dan paul hersey, manajemen prilaku organisasi; pendayagunaan sumber daya manusia, Jakarta: erlangga, 1986
Kossen,stan,aspek manusiawi dalam organisasi, Jakarta : erlangga, 1993.
Siagan, sondang P, teori pengembangan organisasi, Jakarta : bumi aksara, 2002 cet. IV.

Minggu, 30 Oktober 2011

transaksi perbankan

        Dalam tugas kali ini saya akan membahas tentang cara atau proses terjadinya transaksi informasi banking secara manual atau dengan kata lain nasabah langsung mendatangi bank untuk meminta informasi secara langsung tentang transaksi yang terjadi pada rekeningnya.

         Berikut adalah gambar skema atau bagan prosesnya transaksi informasi banking secara manual :

 


Dari bagan di atas kita dapat melihat dengan jelas bagaimana sebuah proses permintaan informasi oleh nasabah kepada pihak bank secara langsung. Berikutnya saya akan menjelaskan secara mendetail tetang gambar skema atau bagan di atas.

1.      Si nasabah yang ingin mengetahui langsung transaksi apasaja yang terjadi pada rekeningnya medatangi langsung bank.
2.      Kemudian si nasabah meminta kepada customer service untuk mengecek transaksi yang terjadi pada rekeningnya.
3.      Selanjutnya customer service memproses permintaan nasabah dan melakukan pengecekan secara komputerisasi dengan cara memasukan nomor rekening si nasabah
4.      Kemudian computer memprosesnya dan akhirnya si nasabah dapat mengetahui transaksi pada rekenignya.

Proses di atas wajib dipatuhi baik oleh pihak nasabah maupun pihak bank karena jika tidak dipatuhi akan terjadi sesuatu yang tidak yang diinginkan yang nantinya akan merugikan kedua belah pihak.

Jumat, 30 September 2011

ORGANISASI

ORGANISASI

Secara sederhana, organisasi bisa diartikan sebagai suatu alat atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama
dengan pola tertentu  yang perwujudannya memiliki kekayaan baik fisik maupun non fisik. Sehingga bisa dimungkinkan terjadinya suatu konflik dalam sebuah organisasi yang dikarenakan oleh adanya ketidakselarasan tujuan, perbedaan interpretasi fakta, ketidaksepahaman yang disebabkan oleh ekspektasi perilaku dan sebagainya.

Ø  Pengertian menurut para ahli
1. pengertian organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur. (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia)

2. Organisasi adalah sistem sosial yang memiliki identitas kolektif yang tegas, daftar anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur pergantian anggota. (Janu Murdiyamoko dan Citra Handayani, Sosiologi untuk SMU Kelas I)

3. Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.

4.Menurut James D. Mooney, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

5. Menurut Chester I. Bernard, organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
6. Menurut Matthias Aroef, Suatu organisasi terjadi apabila sekelompok orang bekerja bersama sama untuk mencapai tujuannya

7. Menurut Rosenzweig, Organisasi dapat dipandang sebagai :
  • Sistem sosial, yaitu orang-orang dalam kelompok
  • Integrasi atau kesatuan dari aktivitas-aktivitas orang-orang yang bekerja sama
  • Orang-orang yang berorientasi atau berpedoman pada tujuan bersama
8. Menurut Pfiffner dan Sherwood, Organisasi sebagai suatu pola dari cara-cara dalam mana sejumlah orang yang saling berhubungan, bertemu muka, secara intim dan terkait dalam suatu tugas yang bersifat kompleks, berhubungan satu dengan yang lainnya secara sadar, menetapkan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula secara sistematis
9. Menurut Bakke, Organisasi merupakan  sebuah sistem yang kontinue dari penggunaan, pemindahan aktivitas-aktivitas manusia yang dibebankan dan dikoordinasikan, sehingga membentuk suatu kumpulan tertentu yang terdiri dari manusia, material, kapital, gagasan, dan sumber daya alam ke dalam suatu keseluruhan pemecahan persoalan

10. Menurut Allen, Organisasi adalah suatu proses identifikasi dan pembentukan serta pengelompokan kerja, mendefinisikan dan mendelegasikan wewenang maupun tanggung jawab dan menetapkan hubungan - hubungan dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerjasama secara efektif dalam menuju tujuan yang ditetapkan.

11. Menurut Kochler, Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu

Ø  Pengertian organisasi formal, informal, statis dan dinamis
1.Pengertian Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.

2.Pengertian Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.

3.Pengertian Organisasi dalam Arti Statis
Organisasi statis adalah gambaran secara skematis tentang hubungan kerjasama antara orang-orang yang terdapat dalam suatu usaha untuk mencapai sesuatu tujuan.

4.Pengertian Organisasi dalam Arti Dinamis
Organisasi dinamis adalah setiap kegiatan yang berhubungan dengan usaha merencanakan skema organis, mengadakan departemenisasi, menetapkan wewenang, tugas, dan tanggung jawab dari orang-orang di dalam suatu badan/organisasi. Atau di singkat sebagai kegiatan-kegiatan mengorganisir yaitu kegiatan menetapkan susunan organisasi suatu usaha.

Ø  Tujuan dan manfaat organisasi
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan agar suatu proses pekerjaan yang dikehendaki dapat mencapai tujuan yang telah diatur, disusun, ditetapkan. Semnetara itu, manfaat yang dapat diperoleh dari pengorganisasian ini adalah agar pelaksanaan tugas dilakukan dengan lebih baik dan teratur, koordinasi pelaksanaan pekerjaan dapat lebih baik, pengawasan pelaksanan pekerjaan dapat efektif dan efisien dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai

Ø  Ciri – ciri organisasi
a.Adanya komponen (atasan dan bawahan)
b.Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang)
c.Adanya tujuan
d.Adanya sasaran
e.Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
f.Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas
g.Organisasi bertambah besar
h.Pengolahan data semakin cepat
i.Penggunaan staf lebih intensif
j.Kecendrungan spesialisasi
k.Adanya prinsip-prinsip atau azas-azas organisasi
l.Unsur-unsur organisasi lebih lengkap

Ø  Unsur – unsur organisasi
a.Manusia (Man)
b.Kerjasama
c.Tujuan Bersama
d.Peralatan (Equipment)

e.Lingkungan
f.Kekayaan alam
g.Kerangka/Konstruksi Mental Organisasi

Ø  Struktur organisasi dan prinsip organisasi
Antara struktur organisasi dengan proses organisasi merupakan satu kesatuan dan berkaitan erat. Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi.. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
4 Elemen Struktur organisasi, yaitu:
Empat elemen dalam struktur organisasi yaitu :
1.Adanya spesialisasi kegiatan kerja
2.Adanya standardisasi kegiatan kerja
3.Adanya koordinasi kegiatan kerja
4.Besaran seluruh organisasi

Struktur organisasi (formal) mempunyai 2 muka, yaitu:
1.Model struktur, dalam hal ini kita dapat mempergunakan prinsip-prinsip teori organisasi
2.Dimensi-dimensi dasar struktur, yang akan menetukan kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan yang harus dilakukan dan tingkat spesialisasi yang dapat diberikan.

Tiga model struktur organisasi yang dikenal, yaitu:
1.Model tradisional
2.Model hubungan manusiawi
3.Model sumber daya manusia
Menurut ERNEST DALE, sebuah struktur organisasi harus memuat tentang 5 hal  sebagai berikut:
·         Daftar pekerjaan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi
·         Membagi jumlah beban kerja dalam tugas-tugas atau biasa disebut pembagian kerja (devision of work)
·         Menggabungkan tugas-tugas dalam keadaan yang logis dan efisien atau departementalisasi (departmentalization)
·         Menetapkan mekanisme untuk koordinasi
·         Memonitor efektivitas struktur organisasi dan melakukan penyesuaian apabila diperlukan

Ø  Asas atau Prinsip Organisasi

1.Perumusan dan Penentuan Tujuan
Organisasi dibuat berdasar atas tujuan yang hendak dicapai.

2.Pembagian Kerja
Susunan organisasi dijabarkan dengan aspek pembagian kerja.

3.Pendelegasian Wewenang
Susunan dan struktur organisasi diatur sesuai alur pendelegasian wewenang. sehingga ketegasan pertanggungjawaban jelas.

4.Koordinasi
Susunan organisasi diutamakan pada yang paling mungkin dan paling mudah pengkoordinasiannya.

5.Efisiensi Pengawasan
Ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pengawasan yang efisien.

6.Pengawasan Umum
Agar pengawasan secara menyeluruh dapat mudah dilaksanakan
Ø  Teori organisasi
1. Teori Organisasi Klasik (Teori Tradisional)
Teori klasik (classical theory) berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai tahun 1800 (abad 19). Secara umum digambarkan oelh para teoritisi klasik sebagai sangat desentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreativitas.
a. Teori Birokrasi
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism. Kata birokrasi mula-mula berasal dari kata legal-rasional. Organisasi itu legal, karena wewenangnya berasal dari seperangkat aturan prosedur dan peranan yang dirumuskan secara jelas, dan organisasi disebut rasional dalam hal penetapan tujuan dan perancangan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Teori Administrasi
Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reily dari Amerika.
Henry Fayol industrialis dari Perancis, pada tahun 1841-1925 mengemukakan dan membahas 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori administrasi adalah :
- Pembagian kerja (division of work)
- Wewenang dan tanggung jawab (authorityand responsibility)
- Disiplin (discipline)
- Kesatuan perintah (unity of command)
- Kesatuan pengarahan (unity of direction)
- Mendahulukan kepentingan umum daraipada pribadi
- Balas jasa (remuneration of personnel)
- Sentralisasi (centralization)
- Rantai scalar (scalar chain)
- Aturan (oreder)
- Keadilan (equity)
- Kelanggengan personalia (stability of tenure of personnel)
- Inisiatif (initiative)
- Semangat korps (spirit de corps)
c. Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah (scientific management) dikembangkan mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor. Ada 2 pendapat tentang manajemen ilmiah. Pendapat pertama mengatakan manajemen ilmiah adalah penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Pendapat kedua mengatakan manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme atau teknik “a bag of tricks” untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi.

2. Teori Neo Klasik (Teori Hubungan atau Manusiawi)

Teori neoklasik secara sederhana sebagai teori/aliran hubungan manusiawi (The human relation movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Anggapan teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya atas dasar anggapan ini maka teori neoklasik mendifinisikan “suatu organisasi” sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama.

3. Teori Organisasi Modern
Teori modern disebut juga sebagi analisa system pada organisasi merupakan aliran besar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen. Teori modern melihat pada semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan & saling ketergantungan, yang didalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan system terbuka.

Ø  Bentuk – bentuk organisasi

1.Organisasi Garis
Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana, diciptakan oleh Henry Fayol. Ciri-ciri bentuk organisasi ini yaitu organisasinya masih kecil, jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal serta spesialisasi kerja belum tinggi.
Kebaikannya :
a.Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu tangan.
b.Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan langsung dengan bawahan.
c.Proses pengambilan keputusan cepat.
d.Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi serta yang rendah dapat segera diketahui, juga karyawan yang rajin dan malas.
Rasa solidaritas tinggi.
Kelemahannya :
a.Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia tidak mampu melaksanakan tugas maka seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
b.Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
c.Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.

2.Organisasi Garis dan Staf
Dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya banyak. Staf yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu tugasnya memberi nasihat dan saran dalam bidang kepada pejabat pimpinan di dalam organisasi.
Kebaikannya :
a.Dapat digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil, serta apapun tujuan perusahaan.
b.Terdapatnya pembagian tugas antara pimpinan dengan pelaksana sebagai akibat adaya staf ahli.
c.Bakat yang berbeda yang dimiliki oleh setiap karyawan dapat ditentukan menjadi suatu spesiali-sasi.
d.Prinsip penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat pula.
e.Pengambilan keputusan dapat cepat walaupun banyak orang yang diajak berkonsultasi, karena pimpinan masih dalam satu tangan.
f.Koordinasi lebih baik karena adanya pembagian tugas yang terperinci.
g.Semangat kerja bertambah besar karena pekerjaannya disesuaikan dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki.
Kelemahannya :
a.Rasa solidaritas menjadi berkurang, karena karyawan menjadi tidak saling mengenal.
b.Perintah-perintah menjadi kabur dengan nasehat dari staf, karena atasan dengan staf dapat terjadi adanya perintah sendiri-sendiri padahal kewenangannya berbeda.
c.Kesatuan komando berkurang.
d.Koordinasi kurang baik pada tingkat staf dapat mengakibatkan adanya hambatan pelaksanaan tugas.

3.Organisasi Fungsional
Organisasi yang disusun atas dasar yang harus dilaksanakan organisasi ini dipakai pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan jelas.
Kebaikannya :
a.Pembidangan tugas menjadi lebih jelas.
b.Spesialisasi karyawan lebih efektif dan dikembangkan.
c.Solidaritas kerja, semangat kerja karyawan tinggi.
d.Koordinasi berjalan lancar dan tertib.
Kelemahannya :
a.Karyawan terlalu memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja
b.Koordinasi menyeluruh sukar dilaksanakan.
c.Menimbulkan rasa kelompok yang sangat sempit dari bagian yang sama sehingga sering timbul konflik.

4.Organisasi Panitia
Organisasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka selesailah organisasi tersebut.
Kebaikannya :
a.Segala keputusan dipertimbangkan masak-masak dalam pembahasan yang dalam dan terperinci.
b.Kemungkinan pimpinan bertindak otoriter sangat kecil.
c.Koordinasi kerja telah dibahas oleh suatu team.
Kelemahannya :
a.Proses pengambilan keputusan memerlukan diskusi yang berlarut-larut yang menghambat pelaksanaan tugas.
b.Tanggung jawabnya tidak jelas, karena tanggung jawabnya sama.
c.Kreatifitas karyawan terhambat dan sukar untuk dikembangkan, karena faktor kreatifitas lebih dipentingkan.

5.Lini Dan Staf
Staf tugasnya memberi layanan dan nasehat kepada manajer dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Staf didalam melaksanakan fungsinya tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan utama perusahaan atau organisasi. Tugas yang dilakukan oleh ini merupakan tugas-tugas pokok dari suatu organisasi atau perusahaan. Dalam pengetatan yang harus dibuat oleh organisasi dalam saat yang kritis ditentukan oleh pilihan terhadap departemen lini atau staff ini tergantung dari situasi yang dihadapi. Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan menganalisa melalui metode kuisioner, metode observasi, metode wawancara atau dengan menggabungkan ketiganya. Baishline mengajukan enam pokok kualifikasi yang harus dipengaruhi oleh seorang staf yaitu :
1.Pengetahuan yang luas tempat diamana dia bekerja
2.Punya sifat kesetiaan tenaga yang besar, kesehatan yang baik, inisiatif, pertimbangan yang baik dan kepandaian yang ramah.
3.Punya semangat kerja sama yang ramah
4.Kestabilan emosi dan tingkat laku yang sopan.
5.Kesederhanaan
6.Kemauan baik dan optimis
Kualifikasi utama yaitu memiliki keahlian pada bidangnya dan punya loyalitas yang tinggi. Konsekkuensi organisasi yang menggunakan staf yaitu menambah biaya administrasi struktur orgasisasi menjadi komplek dan kekuasaan, tanggung jawab serta akuntabilitas.
Wewenang lini ( Lini Authority )
Yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.